Kisah Nyata Mahasiswa Indonesia di Jepang: Suka Duka Kehidupan Studi Citra di Kyoto (Vol. 3)

Kisah Nyata Mahasiswa Indonesia di Jepang: Suka Duka Kehidupan Studi Citra di Kyoto

Banyak sekali pelajar dari Indonesia yang bermimpi untuk bisa melanjutkan studi di Jepang. Namun, menjalani kehidupan studi di Jepang secara nyata terkadang datang dengan tantangan yang tak terduga, seperti hambatan bahasa dan perbedaan budaya. Meskipun begitu, para mahasiswa ini terus bertumbuh setiap harinya sambil beradaptasi dengan lingkungan baru dan mengumpulkan pengalaman yang tak ternilai.

Dalam seri “Kisah Nyata Mahasiswa di Jepang” dari Goandup Picks, kami akan menyorot para pelajar dari Indonesia yang saat ini sedang menempuh studi di Jepang dan membagikan suara hati mereka. Melalui kisah nyata mereka—mulai dari alasan memilih Jepang, suka dan duka selama di sini, hingga impian di masa depan—kami berharap Anda bisa merasakan betapa pentingnya pemahaman lintas budaya dan pertukaran internasional.

Semoga seri ini bisa memberikan inspirasi dan wawasan baru bagi Anda yang tertarik dengan Jepang atau berencana untuk melanjutkan studi di sini. Selamat menyimak kisah nyata Citra!

Perkenalan Mahasiswa Internasional

Foto profil Citra Dewi
  • Nama: Citra Dewi
  • Usia: 22 tahun
  • Asal: Bandung, Indonesia
  • Tempat Studi: Universitas Negeri di Kyoto, Fakultas Sastra, Jurusan Sastra Jepang
  • Periode Studi: Sejak April 2023
  • Tujuan Studi: Riset sastra dan sejarah Jepang, serta lebih meningkatkan kemampuan bahasa Jepang.
  • Hobi: Membaca sastra klasik dan mengunjungi istana-istana di Jepang.

Wawancara dengan Citra

Halo, Citra! Saya Chihiro yang akan menjadi pewawancara hari ini. Senang bertemu dengan Anda.
Pertama-tama, tolong ceritakan latar belakang Anda memutuskan untuk belajar di Jepang.

Tentu saja. Saya suka sastra klasik, dan punya ketertarikan yang mendalam pada sastra Jepang. Pemicunya adalah saat saya membaca “Hikayat Genji” (Genji Monogatari) waktu SMA, dan dari situlah saya mulai belajar bahasa Jepang. Saya merasa sangat penting untuk mempelajari kekayaan sejarah dan budaya Jepang secara langsung dalam bahasanya, jadi saya memutuskan untuk belajar di sebuah universitas di Kyoto.

Pengalaman apa yang paling berkesan sejak Anda datang ke Jepang?

Mengunjungi kuil-kuil kuno di Kyoto. Terutama, keindahan Arashiyama saat musim gugur (momiji) adalah sesuatu yang tidak akan pernah saya lupakan. Selain itu, saya bisa mengunjungi langsung lokasi-lokasi yang menjadi latar dari karya sastra klasik yang saya pelajari di kelas, yang membuat pemahaman saya terhadap karya-karya tersebut menjadi jauh lebih dalam.

Wah, pengalaman yang luar biasa ya untuk bisa merasakan langsung sejarah dan budaya Jepang.
Adakah hal yang paling mengejutkan Anda selama tinggal di sini?

Keindahan empat musim di Jepang dan kekayaan budaya yang menyertainya. Di Indonesia kan kita hanya punya dua musim, tapi saya tidak menyangka bahwa acara musiman dan makanan khas di setiap musim di Jepang begitu mengakar kuat dalam budaya. Terutama, kebiasaan merayakan mekarnya bunga sakura di musim semi atau momiji di musim gugur membuat saya merasa betapa eratnya hubungan antara penghargaan terhadap alam dengan kehidupan masyarakat.

Kesulitan apa yang Anda hadapi selama masa studi?

Yang paling sulit adalah memahami istilah sastra tingkat tinggi dan bahasa Jepang kuno (kobun). Meskipun saya sudah belajar bahasa Jepang sebelumnya, menafsirkan istilah-istilah khusus dalam karya sastra cukup membuat saya kewalahan. Namun, berkat dukungan dari para dosen dan teman sekelas, saya bisa memperdalam pemahaman saya sedikit demi sedikit.

Saya juga sangat tidak suka pelajaran sastra kuno, jadi membayangkannya saja sudah pusing… (tertawa)
Adakah kekhawatiran yang Anda hadapi dalam kehidupan studi Anda?

Ya, tentu saja hambatan bahasa masih menjadi kekhawatiran terbesar. Tidak hanya percakapan sehari-hari, tetapi saya juga merasakan sulitnya mengungkapkan pemikiran saya sepenuhnya saat diskusi di kelas atau saat menulis esai. Terkadang ada juga kesalahpahaman akibat perbedaan budaya, tapi saya mencoba melihatnya sebagai bagian dari pengalaman belajar.

Sikap yang sangat positif, luar biasa!
Melalui masa studi ini, perubahan apa yang Anda rasakan pada pemahaman Anda tentang bahasa dan sastra Jepang?

Kemampuan percakapan saya tentu saja meningkat, tetapi yang lebih penting, kemampuan saya untuk menganalisis karya sastra juga menjadi lebih baik. Terutama, dengan memahami latar belakang sejarah dan budaya di balik sebuah karya, maknanya menjadi jauh lebih hidup. Saya juga jadi menemukan kenikmatan dalam membaca puisi dan tanka dalam bahasa Jepang.

Apa rencana Anda ke depannya?

Jika memungkinkan, saya ingin melanjutkan studi sastra dan sejarah Jepang di program pascasarjana di Jepang. Mungkin akan sulit… tapi jika tidak bisa, saya ingin kembali ke Indonesia dan melanjutkan riset sastra Jepang saya di sana. Di masa depan, saya berharap bisa mendapatkan pekerjaan yang memungkinkan saya untuk menyebarkan pesona sastra Jepang ke seluruh dunia.

Terakhir, tolong berikan pesan untuk teman-teman di Indonesia yang sedang mempertimbangkan untuk belajar di Jepang!

Pada awalnya mungkin akan bingung dengan perbedaan bahasa dan budaya, tetapi saat Anda berhasil mengatasinya, Anda akan sadar betapa Anda telah bertumbuh sebagai pribadi. Belajar di luar negeri adalah pengalaman luar biasa yang akan memperluas wawasan dan memberikan Anda cara pandang baru. Milikilah keberanian untuk mencoba, dan kejarlah jalan studi Anda di sini. Terutama Kyoto, kota ini sangat saya rekomendasikan untuk bisa merasakan langsung sejarah dan budaya Jepang secara mendalam!

Terima kasih banyak atas cerita Anda yang sangat berharga.
Saya yakin Citra pasti bisa lulus ujian masuk pascasarjana di Jepang!

Terima kasih, Chihiro-san! Saya akan berusaha keras!!

Satu Hari dalam Kehidupan Mahasiswa Internasional di Jepang

Jadwal harian seorang mahasiswa

Di sini, Citra Dewi akan menceritakan jadwal kesehariannya.

7:00 AM – Bangun Tidur
Saya berusaha untuk bangun lebih awal. Sarapan saya sering kali adalah roti atau buah-buahan dari Jepang.

8:00 AM – Belajar Sastra Jepang
Sebagai persiapan sebelum kelas, saya membaca materi sastra Jepang. Saat ini saya sedang membaca “Makura no Sōshi” dan sangat terpesona dengan ekspresinya yang halus.

10:00 AM – Kelas
Kelas di universitas dimulai. Sebagai mahasiswi sastra, saya mempelajari berbagai bidang, dari sastra klasik hingga modern. Saya berusaha untuk berpartisipasi aktif dalam diskusi di kelas.

12:00 PM – Makan Siang
Saya makan siang bersama teman-teman di kafe universitas. Makanan set menu (teishoku) di Jepang gizinya sangat seimbang dan lezat.

1:30 PM – Belajar di Perpustakaan
Sore hari sering saya habiskan di perpustakaan universitas, membaca materi referensi atau menyiapkan laporan.

4:30 PM – Merencanakan Hobi
Di sela-sela waktu belajar, saya merencanakan hobi saya, yaitu mengunjungi istana-istana di Jepang. Akhir pekan depan, saya berencana mengunjungi istana terdekat.

6:00 PM – Makan Malam
Karena saya tinggal sendiri, saya sering membeli bento dari supermarket atau konbini terdekat. Pilihan makanan di konbini Jepang benar-benar luar biasa!

7:30 PM – Les Bahasa Jepang Online
Karena intonasi bahasa Jepang itu sulit, saya mengambil les privat online dengan guru orang Jepang untuk membiasakan diri dengan percakapan yang natural.

8:30 PM – Waktu Santai
Malam hari adalah waktu saya untuk bersantai. Saya menonton anime atau menulis buku harian. Waktunya juga pas dengan sore hari di Indonesia, jadi saya sering video call dengan keluarga di Bandung.

11:00 PM – Tidur
Sebelum tidur, terkadang saya membaca buku sebentar, terinspirasi oleh “Makura no Sōshi”.

Cara Belajar Bahasa Jepang yang Efektif ala Citra

Seseorang sedang belajar bahasa Jepang dengan laptop

Citra juga membagikan caranya belajar bahasa Jepang. Bagi Anda yang sedang atau akan belajar di Jepang, tips ini pasti akan sangat berguna.

  1. Menonton Drama dan Anime Jepang
    Ini sangat membantu saya. Awalnya sulit dimengerti tanpa subtitle, tapi kemampuan mendengar saya perlahan-lahan meningkat. Sangat menyenangkan karena bisa belajar ungkapan sehari-hari dan bahasa gaul.
  2. Menulis Buku Harian dalam Bahasa Jepang
    Saya berusaha menulis kejadian sehari-hari dalam bahasa Jepang. Dimulai dari kalimat sederhana, saya mencoba aktif menggunakan kosakata baru yang saya pelajari.
  3. Grup Belajar atau Pertukaran Bahasa
    Di Kyoto ada banyak grup pertukaran bahasa. Belajar bersama mahasiswa asing lainnya memberikan sudut pandang baru. Saya juga bisa mengajari bahasa Inggris saya kepada orang Jepang, jadi kami bisa saling belajar.
  4. Les Bahasa Jepang Online
    Karena grup belajar tidak setiap hari, saya mengambil les privat bahasa Jepang dari “Goandup”. Belajar satu lawan satu dengan guru orang Jepang sangat melatih kemampuan berbicara dan mendengar saya.
  5. Menjelajahi Kota
    Sangat penting untuk benar-benar keluar dan mencoba membaca papan nama, menu, dan petunjuk arah. Jepang punya banyak sekali tempat bersejarah, jadi ini adalah cara belajar sambil berpetualang.

Terakhir

Pengalaman studi Citra di Kyoto adalah contoh luar biasa dari upaya mendalami budaya dan bahasa Jepang. Kisah tentang keindahan empat musim, pesona sastra klasik, dan perjuangannya dalam belajar setiap hari menunjukkan betapa berharganya kehidupan studi di Jepang. Hambatan bahasa dan perbedaan budaya memang merupakan tantangan besar, tetapi pertumbuhan dan pelajaran yang didapat saat berhasil mengatasinya tidak ternilai harganya.

Bagi Anda semua yang tertarik dengan budaya dan bahasa Jepang, dan bermimpi untuk belajar di sini, kami berharap seri ini dapat meningkatkan semangat Anda. Dengan proaktif belajar bahasa, baik sebelum maupun selama masa studi, kami sangat berharap kehidupan studi Anda akan menjadi lebih bermanfaat. Belajar di luar negeri adalah kesempatan emas untuk menemukan diri Anda yang baru dan memperluas wawasan Anda tentang dunia.

関連記事

この記事をシェア