Apa Itu Hinamatsuri di Jepang? Mengupas Pesonanya dari Sejarah dan Asal-Usul

Mengenal Hinamatsuri: Panduan Lengkap Festival Boneka Tradisional Jepang

Dikenal sebagai salah satu pemandangan musim semi di Jepang, “Hinamatsuri” (ひな祭り) adalah sebuah perayaan yang penuh warna. Pakaian yukata yang indah, suara genderang yang meriah, dan cahaya lampion yang menari di langit malam—semua ini adalah bagian dari pesona musim panas Jepang. Namun, pernahkah Anda penasaran tentang festival boneka yang memesona ini?

Melalui artikel ini, Anda akan mempelajari:

  1. Asal-usul dan sejarah Hinamatsuri
  2. Makna di balik perayaan dan boneka Hina
  3. Tradisi Hinamatsuri yang unik di berbagai daerah

Dengan mengungkap sejarah di baliknya, Anda akan dapat memahami makna dan asal-usul Hinamatsuri. Mari kita jelajahi festival Jepang yang indah ini bersama-sama agar Anda dapat lebih menikmatinya di kesempatan berikutnya!

1. Apa Itu Hinamatsuri?

Satu set lengkap boneka Hina yang dipajang di atas panggung merah.

Hinamatsuri, yang juga dikenal sebagai Momo no Sekku (Festival Bunga Persik), adalah acara tradisional Jepang yang diadakan setiap tanggal 3 Maret. Ini adalah hari untuk mendoakan pertumbuhan yang sehat dan kebahagiaan bagi anak perempuan, serta untuk menolak bala dan penyakit. Pada hari ini, keluarga akan memajang satu set boneka hias (Hina Ningyō), berkumpul bersama, dan merayakan datangnya musim semi sambil menyantap hidangan spesial.

Sejarah dan Asal-Usul Hinamatsuri

Asal-usul Hinamatsuri merupakan perpaduan antara tradisi “Jōshi no Sekku” dari Tiongkok kuno dan ritual tolak bala Jepang yang disebut “Nagashi-bina”.

Di Tiongkok kuno, ada kebiasaan untuk menyucikan diri di sungai pada awal bulan Maret untuk mengusir roh jahat. Sementara itu, di Jepang, ada tradisi kuno di mana orang-orang akan mengusapkan boneka kertas atau jerami ke tubuh mereka untuk memindahkan nasib buruk, lalu menghanyutkan boneka tersebut ke sungai.

Seiring waktu, kedua tradisi ini menyatu dengan permainan boneka kertas yang populer di kalangan anak-anak bangsawan pada zaman Heian. Akhirnya, pada zaman Edo, perayaan ini menyebar ke masyarakat umum dan menjadi acara tahunan untuk mendoakan anak perempuan.

Simbol-Simbol dalam Hinamatsuri

Setiap elemen dalam Hinamatsuri memiliki makna simbolis yang mendalam.

Boneka Hina (Hina Ningyō) Simbol terpenting yang berfungsi sebagai pengganti untuk menanggung nasib buruk dan penyakit bagi anak perempuan. Setiap boneka dan peralatannya memiliki makna untuk mendoakan kehidupan yang bahagia.
Bunga Persik (Momo no Hana) Bunga persik sejak lama dianggap sebagai simbol umur panjang, kesehatan, dan penangkal roh jahat. Warnanya yang merah muda juga melambangkan datangnya musim semi.
Makanan Khas Seperti hishimochi, hina-arare, shirozake, dan chirashi-zushi.

Peran Setiap Boneka Hina

Set boneka Hina menggambarkan upacara pernikahan kekaisaran dari zaman Heian. Setiap boneka memiliki peran masing-masing.

Dairi-bina (お内裏様・お雛様) Pasangan utama yang melambangkan Kaisar dan Permaisuri. Merupakan simbol harapan akan pernikahan yang bahagia.
Sannin Kanjo (三人官女) Tiga dayang istana yang melayani permaisuri. Mereka memegang peralatan untuk menuangkan sake.
Gonin Bayashi (五人囃子) Lima musisi istana yang memainkan musik untuk memeriahkan pesta. Terdiri dari pemain taiko (drum besar dan kecil), ōtsuzumi (drum tangan), seruling, dan seorang penyanyi.
Zuijin (随身) Dua pengawal istana (menteri kanan dan kiri) yang menjaga kaisar dan permaisuri.
Sannin Jichō (三仕丁) Tiga pesuruh istana yang memiliki ekspresi wajah berbeda: marah, menangis, dan tertawa.

2. Dekorasi dan Makanan Khas Hinamatsuri

Berbagai makanan khas Hinamatsuri seperti chirashi-zushi dan hishimochi.

Hishimochi (ひし餅)

Hishimochi, kue beras tiga warna berbentuk belah ketupat.

Kue beras berbentuk belah ketupat dengan tiga lapisan warna: hijau (melambangkan kesehatan), putih (kemurnian), dan merah muda (penangkal roh jahat).

Hina-arare (ひなあられ)

Hina-arare, biskuit beras kecil berwarna-warni.

Biskuit beras renyah berwarna-warni yang melambangkan empat musim, sebagai harapan agar anak perempuan bahagia sepanjang tahun.

Chirashi-zushi (ちらし寿司)

Chirashi-zushi, nasi sushi dengan berbagai macam topping berwarna-warni.

Nasi sushi yang diberi berbagai macam topping berwarna-warni. Setiap topping memiliki makna, misalnya udang (panjang umur), akar teratai (masa depan yang cerah), dan kacang polong (kesehatan).

Sup Kerang (はまぐりのお吸い物)

Sup bening dengan kerang hamaguri.

Kerang hamaguri memiliki dua cangkang yang hanya bisa berpasangan dengan sempurna satu sama lain, menjadikannya simbol pernikahan yang harmonis. Sup ini adalah doa agar anak perempuan mendapatkan pasangan hidup yang baik.

3. Tradisi Hinamatsuri di Berbagai Daerah

Festival Nagashi-bina di mana boneka kertas dihanyutkan di sungai.

Perbedaan Kanto dan Kansai

Ada beberapa perbedaan menarik dalam merayakan Hinamatsuri antara wilayah Kanto (timur, termasuk Tokyo) dan Kansai (barat, termasuk Kyoto dan Osaka), misalnya posisi penempatan boneka Kaisar dan Permaisuri, serta rasa dari hina-arare (manis di Kanto, asin di Kansai).

Festival-Festival Unik

  • Nagashi-bina (流し雛): Ritual asli menghanyutkan boneka ke sungai untuk menolak bala. Masih diadakan di tempat-tempat seperti Kuil Shimogamo di Kyoto.
  • Hina no Tsurushi Kazari (雛のつるし飾り): Dekorasi gantung yang terdiri dari banyak boneka-boneka kecil buatan tangan. Sangat terkenal di Izu Inatori, Prefektur Shizuoka.
  • Katsuura Big Hinamatsuri (かつうらビッグひな祭り): Sebuah festival megah di Prefektur Chiba di mana sekitar 1.800 boneka Hina dipajang di tangga batu sebuah kuil.

4. Makna dan Perubahan Hinamatsuri di Era Modern

Sebuah keluarga modern merayakan Hinamatsuri dengan set boneka yang lebih kecil.

Seiring berjalannya waktu, cara merayakan Hinamatsuri telah beradaptasi dengan perubahan sosial. Misalnya, karena banyak keluarga tinggal di apartemen yang lebih kecil, kini banyak dijual set boneka Hina berukuran mini yang lebih mudah untuk dipajang. Namun, esensi dari perayaan ini tetap sama: sebuah hari di mana keluarga berkumpul untuk merayakan dan mendoakan kebahagiaan serta kesehatan anak-anak mereka. Hati yang penuh harapan dari orang tua untuk anaknya adalah nilai yang akan terus diwariskan dari generasi ke generasi.

Kesimpulan

  1. Hinamatsuri adalah acara untuk mendoakan kesehatan dan kebahagiaan anak perempuan.
  2. Bunga persik dan boneka Hina memiliki makna untuk menolak bala dan nasib buruk.
  3. Tradisi dan kebiasaan Hinamatsuri berbeda-beda di setiap daerah.
  4. Cara perayaannya terus beradaptasi dengan zaman modern.

Dengan memahami poin-poin ini, kami harap Anda dapat lebih mengapresiasi kekayaan tradisi Hinamatsuri. Sebagai salah satu simbol budaya Jepang yang paling indah, festival ini pasti akan terus diwariskan dengan penuh cinta oleh banyak keluarga di masa depan.

関連記事

この記事をシェア