Mengapa Bahasa Jepang Sulit? Panduan Lengkap Makna dan Penggunaannya

Bagi Anda yang sedang belajar bahasa Jepang, memahami nuansa dan berbagai ekspresinya mungkin menjadi salah satu tantangan terbesar. Namun, dengan memahami secara spesifik kata mana yang harus digunakan dalam situasi tertentu, kemampuan berekspresi Anda pasti akan menjadi lebih kaya dan natural.
Melalui artikel ini, kami akan membantu proses belajar Anda dengan menjelaskan secara gamblang makna dan penggunaan bahasa Jepang yang sekilas tampak rumit, lengkap dengan contoh kalimatnya.
Alasan Mengapa Bahasa Jepang Terasa Sulit
Ada beberapa alasan mengapa pembelajar bahasa Jepang sering kali merasa bahasa ini sulit. Di bawah ini, kami akan membahas alasan-alasan utamanya secara lebih rinci.
Perbedaan Cara Baca Kanji
Dalam bahasa Jepang, setiap kanji memiliki cara baca On’yomi (bunyi serapan dari China) dan Kun’yomi (bunyi asli Jepang), sehingga satu kanji bisa memiliki beberapa cara baca. Banyak pembelajar yang merasa kesulitan untuk membedakan penggunaannya. Mari kita lihat contoh kalimat berikut.
「1月1日は日本の祝日です。」 (Ichigatsu tsuitachi wa Nihon no shukujitsu desu.)
Dalam kalimat ini, kata「1月1日 (Tanggal 1 Januari)」「日本 (Jepang)」「祝日 (Hari libur nasional)」memiliki kanji yang sama namun cara bacanya bisa berbeda di konteks lain. Bagi pembelajar, mungkin akan sulit untuk menentukan cara baca yang tepat.
Penghilangan Subjek atau Objek
Dalam bahasa Jepang, subjek atau objek dalam kalimat sering kali dihilangkan. Hal ini membuat pembelajar harus menebak subjek atau objek dari konteks, yang tentunya membuat pemahaman menjadi lebih sulit. Sebagai contoh, mari kita lihat percakapan berikut.
A: 「昨日、テレビ番組の●●を見ましたか?」 (Kemarin, apakah [Anda] menonton acara TV ●●?)
B: 「見ました。」 ([Saya] menonton[nya].)
Dalam percakapan ini, objek yang ditonton (“acara TV ●●”) dihilangkan dalam jawaban B. Orang Jepang dapat menebak apa yang dimaksud dari konteks, tetapi bagi pembelajar, hal ini bisa jadi sulit untuk dipahami.
Kosakata yang Sangat Beragam
Bahasa Jepang memiliki kosakata yang sangat banyak, dan bahkan untuk kata yang artinya sama, terdapat perbedaan nuansa yang tipis. Sebagai contoh,「すごい」(sugoi),「凄い」(sugoi), dan「すごく」(sugoku) semuanya bisa diterjemahkan sebagai “luar biasa” atau “hebat”, tetapi ada sedikit perbedaan dalam penggunaannya. Memahami perbedaan nuansa tipis seperti ini sangatlah menantang.
Penggunaan Dialek dan Onomatope
Di Jepang, terdapat sangat banyak dialek (方言 – hōgen), dan arti serta pelafalan kata bisa berbeda tergantung daerahnya. Selain itu, bahasa Jepang banyak sekali menggunakan onomatope (擬音語 – giongo, 擬態語 – gitaigo), yang sering kali sulit dipahami oleh pembelajar.
Karena alasan-alasan inilah, banyak pembelajar yang merasa bahasa Jepang itu sulit. Selanjutnya, mari kita lihat contoh-contoh kalimat yang lebih konkret.
Contoh Kalimat Bahasa Jepang yang Sering Dianggap Sulit
Dalam contoh-contoh berikut, Anda akan melihat bagaimana perbedaan cara baca kanji dan penafsiran makna diperlukan. Selain itu, perbedaan satu huruf atau penghilangan subjek/objek juga menjadi salah satu penyebab kesulitannya. Berikut adalah contoh dan penjelasannya.
Kalimat dengan Perbedaan Cara Baca Kanji
Setiap kanji memiliki cara baca On’yomi dan Kun’yomi, sehingga satu karakter bisa memiliki beberapa cara baca. Sebagai contoh, perhatikan kanji 日 (hari/matahari) dan 月 (bulan) dalam kalimat-kalimat berikut:
(1)1月1日は日本の祝日です。 (Ichigatsu tsuitachi wa Nihon no shukujitsu desu.)
(2)その日は日曜日で、5日ぶりに雨が降りました。 (Sono hi wa nichiyoubi de, itsuka-buri ni ame ga furimashita.)
(3)来週の月曜日にお月見をしましょう。 (Raishuu no getsuyoubi ni otsukimi o shimashou.)
(4)3月に月食が見られるらしい。 (Sangatsu ni gesshoku ga mirareru rashii.)
Dalam contoh-contoh ini, kanji yang sama dibaca dengan cara yang berbeda di setiap kata. Bagi pembelajar, tentu akan sulit untuk menentukan cara baca yang benar tanpa menghafal kosakatanya.
Kata dengan Banyak Makna yang Membingungkan
Dalam bahasa Jepang, ada kata-kata yang memiliki beberapa penggunaan sehingga maknanya bisa membingungkan. Contohnya adalah kata “sumimasen”, “yabai”, dan “kawaii”. Mari kita lihat contohnya masing-masing.
「すみません」(Sumimasen)
(1)ミスをしてしまい、すみませんでした。(Maaf, saya telah membuat kesalahan.)
(2)すみません、コーヒーをください。(Permisi, saya mau pesan kopi.)
“Sumimasen” digunakan baik untuk menyampaikan permintaan maaf maupun sebagai sapaan untuk menarik perhatian seseorang. Orang Jepang sering menggunakan “sumimasen” untuk menghindari konflik dengan lawan bicara.
「やばい」(Yabai)
(1)やばい!憧れのアイドルに会えた!(Gokil! Aku ketemu idolaku!)
(2)やばい!寝坊した!(Gawat! Aku ketiduran!)
“Yabai” adalah kata gaul yang digunakan baik saat merasa senang (konteks positif) maupun saat dalam masalah (konteks negatif). Orang Jepang bisa menentukan maknanya dari konteks, tetapi bagi pembelajar, hal ini bisa sangat membingungkan.
「かわいい」(Kawaii)
(1)このネコ、ふわふわでかわいい。(Kucing ini lucu sekali, bulunya halus.)
(2)あの工場、キラキラしていてかわいい。(Pabrik itu, berkelap-kelip dan terlihat keren/unik.)
“Kawaii” adalah kata yang sulit dipahami karena persepsinya bisa berbeda bagi setiap orang. Meskipun arti dasarnya adalah “imut” atau “lucu”, kata ini sering digunakan untuk mendeskripsikan hal-hal yang dianggap menarik secara personal, bahkan untuk sebuah pabrik sekalipun.
Kalimat yang Berbeda Makna Hanya Karena Satu Huruf
Dalam bahasa Jepang, ada kata-kata yang artinya bisa sangat berbeda hanya karena perbedaan satu huruf, vokal panjang, atau ada tidaknya “dakuten” (tanda kutip dua). Mari kita lihat contohnya.
「は」(wa) dan「が」(ga)
・父は、医者です。(Chichi wa, isha desu.) – Ayah saya (topik) adalah seorang dokter.
・父が、医者です。(Chichi ga, isha desu.) – Ayah saya(lah) yang adalah seorang dokter (penekanan).
Secara sederhana,「は」(wa) digunakan untuk menandai topik kalimat, sementara「が」(ga) digunakan untuk menekankan subjek atau menunjuk salah satu dari sekian banyak pilihan.
「に」(ni) dan「へ」(e)
・明日、どこに行きますか?(Besok, [Anda] mau pergi ke mana? – menunjuk tujuan spesifik)
・明日、どこへ行きますか?(Besok, [Anda] mau pergi ke arah mana? – menunjuk arah umum)
「に」(ni) digunakan untuk menunjuk tujuan atau lokasi yang spesifik, sedangkan「へ」(e) digunakan untuk menunjukkan arah yang lebih luas. Namun, dalam percakapan sehari-hari, keduanya sering kali bisa saling menggantikan atau bahkan dihilangkan: 「明日、どこ行く?」
「すわる」(suwaru) dan「さわる」(sawaru)
・すみません、少しすわっても良いですか?(Permisi, bolehkah saya duduk sebentar?)
・すみません、少しさわっても良いですか?(Permisi, bolehkah saya menyentuhnya sebentar?)
Hanya berbeda satu huruf, tetapi “suwaru” (duduk) dan “sawaru” (menyentuh) memiliki arti yang sama sekali berbeda. Contoh lain yang perlu diwaspadai adalah “kawaii” (lucu) dan “kowai” (menakutkan).
Perbedaan karena Dakuten (゛)
・ガラスをきれいに磨きます。(Membersihkan kaca hingga bersih.)
・カラスをきれいに磨きます。(Membersihkan gagak hingga bersih.)
“Garasu” (kaca) dan “Karasu” (gagak) adalah dua hal yang sangat berbeda, namun perbedaannya hanya terletak pada ada atau tidaknya dakuten. Hati-hati saat mengucapkannya!
Untuk memahami contoh-contoh ini, Anda perlu memperhatikan konteks kalimat serta perbedaan tipis dalam pelafalan.
Metode Belajar yang Direkomendasikan bagi yang Merasa Bahasa Jepang itu Sulit
Jika Anda merasa bahasa Jepang itu sulit, metode belajar berikut ini sangat direkomendasikan.
Belajar dari Lagu, Film, Manga, dan Game
Lagu, film, manga, dan game Jepang sangat cocok untuk mempelajari percakapan dan ungkapan sehari-hari yang tidak diajarkan di buku teks. Dengan menyanyikan lagu favorit berulang kali atau mencari arti kata yang digunakan dalam manga, pemahaman bahasa Jepang Anda akan meningkat. Namun, perlu diingat bahwa beberapa ekspresi dalam anime atau manga bisa terdengar tidak sopan dalam situasi tertentu, jadi berhati-hatilah.
Belajar dari Budaya Tradisional seperti Kabuki, Kuil, dan Makanan Jepang
Anda juga bisa belajar bahasa Jepang dari hal-hal tradisional seperti teater Kabuki, kuil Shinto dan Buddha, seni bela diri (Budo), atau upacara minum teh (Sado). Dengan bersentuhan dengan budaya-budaya ini, Anda dapat memahami sejarah, budaya, tata krama, dan pola pikir orang Jepang. Jika Anda suka memasak, menonton acara TV atau video memasak masakan Jepang juga sangat disarankan. Anda bisa belajar bahasa Jepang sambil mempelajari nama-nama bahan, langkah-langkah, dan bumbu masakan.
Membaca Buku Cerita Anak-Anak atau Buku Sejarah Jepang
Buku cerita anak-anak berbahasa Jepang mudah dipahami karena Anda bisa menebak isinya dari gambar. Ciri khas lainnya adalah banyaknya penggunaan onomatope. Jika Anda ingin mempelajari kalimat pendek dan onomatope, sangat disarankan untuk menggunakan buku cerita. Jika Anda tertarik dengan sejarah Jepang, membaca buku sejarah juga merupakan pilihan yang baik. Dengan mengetahui sejarah Jepang, Anda juga dapat memperdalam pemahaman tentang pola pikir dan budaya orang Jepang.
Cobalah untuk menerapkan metode belajar ini sambil menikmati prosesnya.
Kesimpulan
Bagi pembelajar bahasa Jepang, ada banyak kesulitan seperti membedakan cara baca kanji, penghilangan subjek dan objek, banyaknya kosakata, serta penggunaan dialek dan onomatope. Namun, bagi Anda yang merasa bahasa Jepang itu sulit, sangat disarankan untuk belajar melalui lagu, film, manga, dan game; belajar dari hal-hal tradisional seperti Kabuki, kuil, dan masakan Jepang; serta membaca buku cerita anak-anak atau buku sejarah Jepang.
Saat belajar bahasa Jepang, yang terpenting adalah menikmatinya. Silakan coba terapkan metode-metode belajar ini untuk memperdalam pemahaman Anda tentang bahasa Jepang.